
Peopletechsjb – Pada dasarnya, manusia dewasa tetap mempunyai jiwa anak-anak yang ingin selalu bermain di dalam dirinya.
Sebuah permainan akan kembali mengaktifkan kesegaran jiwa dan sisi emosional sehingga pikiran akan menjadi relaks. Dalam kondisi inilah otak akan mampu menyerap hal-hal baru yang disisipkan baik sengaja maupun tanpa sengaja di dalam sebuah permainan.
LEGO® SERIOUS PLAY®
Pelatihan dengan menggunakan permainan biji lego ini telah sejak lama dikembangkan secara resmi oleh LEGO.
Model pelatihan ini pun sudah sering digunakan oleh beberapa akademi, universitas, dan organisasi bisnis di Eropa.
Lego Serious Play yang selanjutnya disingkat LSP memiliki konsep dan teori dari beberapa orang, seperti berikut ini.
- Profesor Johan Roos dan Profesor Bart Victor dari IMD Business School Lausanne.
- Seymour Papert at MIT dengan Teori Konstruksinya
- C Otto Scharmer dengan Teori U-nya
- Mihalyi Csikszentmihalyi dengan “Flow Model”-nya
Bentuk dan Model Pelatihan LSP
Berdasarkan penelitian, ternyata menggabungkan aktivitas tangan dan pikiran menghasilkan pemahaman yang dalam ketimbang hanya mendengarkan atau membaca saja. Dan asal tahu saja, ternyata tangan kita terhubung ke 70-80% dari sel-sel otak kita. Menggunakan tangan sambil berpikir akan meningkatkan memori, pemahaman dan pemecahan masalah.
Terbukti! Bermain lego dalam pelatihan LSP mampu mengaktifkan fungsi otak kanan dan otak kiri. Peserta pelatihan diperkenalkan dan diberi pemahaman terlebih dulu mengenai cara atau metodologi dalam LSP. Setelah itu, mereka diarahkan oleh insturktur untuk segera membuat sebuah bentuk model dari biji-biji lego yang tersedia.
Dengan demikian, secara tak sadar, para peserta telah berlatih untuk menggunakan kemampuan berpikir yang mengaktifkan otak kanan dan kiri. Artinya, para peserta berlatih untuk menggunakan kemampuan berpikir tiga dimensi, yakni mengkreasi dan membuat metafora-metafora yang mampu menggambarkan situasi kritis terkini di dalam perusahaan atau organisasinya.
Dari sanalah, para peserta akan bercerita dan menggambarkan kondisi dan mengidentifikasi masalah yang sedang mereka hadapi di perusahaan atau organisasi tempat mereka bekerja. Melalui bentuk-bentuk yang dirancang dengan biji-biji lego itu, mereka pun dapat mempertajam wawasan sekaligus menciptakan ikatan yang kuat di antara kelompok peserta.
LSP di Indonesia
Di Indonesia, pelatihan Lego Serious Play sudah ada dan telah dilakukan oleh Mr. Sebastian Simand yang secara resmi mendapatkan sertifikat sebagai trainer atau fasilitator Lego Serious Play.
Beberapa perusahaan multinasional dalam dan luar negeri pun telah menggunakan metode pelatihan Lego Serious Play (LSP) Silakan klik di sini untuk mengetahui mereka yang sudah menggunakan pelatihan LSP.
Jadi, bermain lego, tak hanya dilakukan oleh anak kecil saja. Orang dewasa pun juga masih pantas dan boleh bermain lego sebagai hiburan atau bahkan sebagai sarana dan jembatan untuk mengungkapkan pikiran, identifikasi masalah, strategi, ide, dan solusi dari sebuah masalah.
Kata Benjamin Franklin, “ We do not stop playing because we grow old, we grow old because we stop playing.” Let's play and get serious for fun with LSP!
Teks: Pipien
Foto: dok.sjbradford