PEOPLETECH SJB - Kebanyakan orang merasa bosan, mengantuk, dan ingin cepat selesai kala mengikuti sebuah training. Banyak faktor yang bisa menjadi penyebabnya. Beberapa di antaranya adalah metode training yang tak menarik, membosankan, pembicara yang lama-kelamaan bikin mengantuk, dan bentuk permainan yang tak inovatif.
Saat ini banyak perusahaan yang mencari model dan bentuk training baru yang banyak melibatkan para pesertanya. Dengan demikian, diharapkan tujuan training akan dapat terwujud tanpa para peserta mengeluhkan ini dan itu setelah training usai. Salah satu bentuk dan model training yang boleh dibilang baru di Indonesia adalah training Lego Serious Play. Training yang selalu melibatkan peserta untuk aktif berpartisipasi dalam training ini sudah terbukti keberhasilannya. Berdasarkan penelitian, menggabungkan aktivitas tangan dan pikiran akan menghasilkan pemahaman yang besar ketimbang aktivitas yang hanya menggunakan telinga untuk mendengar dan mata untuk membaca. Hmm… think with your hand! Gimana caranya? Ya, main LEGO! Weits, bermain LEGO di sini dimaksudkan tak hanya sekadar bermain. Perserta diajak untuk membuat sesuatu dari bata-bata LEGO, (memetaforkan) sambil menceritakan dan menjelaskan maknanya dari susunan lego yang telah dibuatnya. Asyik, lo! Lego Serious Play adalah pendekatan menyenangkan untuk mengatasi percakapan menantang tentang pengembangan profesional individu, dinamika tim dan strategi organisasi dan perencanaan. Melalui kerja main-main, peserta bisa terlibat lebih dalam, mengeluarkan kreativitas dan antusiasmenya. Tiap peserta membangun, berbicara, dan hasilnya adalah memunculkan pemahaman yang bisa digabungkan dari berbagai sudut pandang peserta. Kerja keras yang sangat menyenangkan. Di sinilah para peserta diajak untuk ‘BERPIKIR DENGAN TANGAN’. Berikut ini salah satu testimony peserta training Lego Serious Play dari salah satu bank asing di Jakarta, Citra Amallia, “Saya sebenarnya orangnya susah ngomong untuk mengungkapkan. Dengan lego ini saya engga bisa bohong, benar kata para trainernya, tangan kita ini engga akan bisa berbohong. Dengan lego ini saya jadi bisa menjelaskan pikiran-pikiran saya. Suatu masalah bisa dilihat dan diungkapkan lewat metaphor-metafor seperti ini. Seperti main, tapi ada hasil yang bisa didapat.” Teks: Pipien Foto: dok.sjbradford
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorSebastian Simand is a consultant and trainer with extensive experience in Indonesia and overseas. Archives
June 2016
Categories |
|